iklan

Tentang Mamasa Sebagai Destinasi Wisata Sulawesi Barat

Ketika Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) menempatkan Mamasa sebagai pusat destinasi wisata, tentu dengan alasan yang jelas. Apalagi dengan dukungan alam yang indah, berhawa sejuk serta obyek wisata budaya yang masih orsinil.




Saya melihat keunggulan utama pariwisata Kabupaten Mamasa adalah faktor kesejukan udara dan budaya yang masih orsinil. Ini adalah modal utama kabupaten ini dalam memacu pertumbuhan wisata ke depan. Apalagi setelah infrastrukur jalan sudah cukup mamadai.

Jika Wisatawan yang hendak mengunjungi Tana Toraja terlebih dahulu lewat Mamasa, dari jalur Polewali - Mamasa, atau jalur Mamuju - Mamasa. Tentu akan akan singgah bermalam merasakan kesejukan daerah ini. Juga akan menyaksikan embun-embun pagi di pohon-pohon dan daun serta kabut-kabut di gunung yang indah. Dan tidak kalah pentingnya adalah rumah-rumah adat kami yang masih asli, serta sejumlah kesenian daerah, misalnya tarian dan upacara-upavara adat lainnya. Menurut  Bupati  Mamasa, ke depan pemerintah setempat  mendorong bertumbuhnya invenstasi untuk pembangunan resting house dimana para waisatawan bisa bermalam.

“Untuk mendukung sektor wisata Mamasa seluas-luasnya, pemerintah secara konsisten memberikan kesadaran-kesadaran pada masyarakat pentingnya manata wisata daerah. Juga mendorong dibangunnya infrastruktur jalan yang memadai dalam mendukung keparawisataan Mamasa,” imbuhnya.

Secara nyata, di daerah  yang berjuluk “Kondo Sapata Wae Sapalelean” telah ada Bandar Udara di Desa Sasakan, Kec. Sumarorong. Bandara ini selain menjadi momentum prestisius, dapat juga memberi kontribusi kuat bagi Kab. Mamasa sebagai pusat destinasi wisata di Prov. Sulbar.

“Dapat  saya gambarkan bahwa sebagai pusat destinasi wisata Sulbar Kabupaten Mamasa berada di atas pegunungan yang masih hijau. Di dalam hutan hijau itu dihuni oleh beragam satwa langka. Beberapa suku terkenal juga tinggal di kawasan itu, di antaranya suku Toraja, Mandar, Bugis, dan Makassar. Daerah yang luasnya mencapai 2.759,23 km2 itu ternyata menyimpan potensi wisata yang menggiurkan. Salah satunya adalah Mamasa kota - ibu kota Kabupaten Mamasa yang saat ini menjadi incaran para wisatawan. Pasalnya, kota Mamasa adalah satu-satunya kota kabupaten yang memiliki panorama alam sejuk, segar, dan indah. Tak heran jika sebagian besar wisatawan yang berkunjung di tempat ini menyebutnya sebagai “Kota Kembang” atau “Kota Sejuk” di Jazirah Sulawesi. Entah kapan dan siapa yang memulai menyebut Mamasa kota sebagai “Kota Kembang”. Sumber informasi di Mamasa menyebutkan, julukan “Kota Kembang” itu sudah ada sejak dulu, bahkan telah menjadi tempat peristirahatan tempo dulu,” papar Ramlan.

Kabupaten Mamasa memiliki puluhan objek wisata, antara lain objek wisata permandian air panas Kole Rambusaratu, air terjun Liawan, air terjun Sollokan, air panas alam Malimbong, wisata air terjun Sambabo. Selain itu, di Kabupaten Mamasa juga terdapat objek wisata bagi turis yang suka mendaki sambil menikmati panorama alam sejuk, yakni pendakian ke puncak Gunung Mambuliling, wisata jalan kaki menikmati panorama Mussa Ballapeu dan Sesena Padang. Objek wisata air terjun Liawan berada di wilayah Kecamatan Sumarorong, permandian air panas alam Malimbong, dan air terjun Sollokan di Malimbong, Kecamatan Messawa. “Objek wisata yang berada di lokasi jalan poros Kabupaten Polewali- Mamasa sebagai pintu gerbang wisata Kabupaten Mamasa dari arah selatan.

Bagi wisatawan remaja atau orang tua berjiwa muda dan senang jalan kaki, sebaiknya tak perlu ragu. Di Kabupaten Mamasa terdapat objek wisata jalan kaki yang paling banyak diikuti kaum muda, yakni mendaki ke puncak Gunung Mambuliling. Lokasi Gunung Mambuliling dapat dilihat bila kita berada di kota Mamasa. Selain menikmati keindahan gunung, pengunjung dapat pula menikmati kesejukan air terjun Mambuliling.

Objek wisata Kabupaten Mamasa yang cukup menarik ialah panorama Mussa Ballapeu. Lokasi wisata ini berada pada ketinggian sekitar 1.600 meter di atas permukaan laut dan ditempuh berjalan kaki selama dua jam.

Pengunjung objek wisata ini dapat pula menyaksikan kuburan tua Minanga yang berusia ratusan tahun, yang terbuat dari kayu uru berbentuk kerbau, babi, dan perahu yang tersimpan dalam sebuah bangunan kayu. Selain itu, di lokasi tersebut terdapat perkampungan tradisional terpanjang di Mamasa, yakni perkampungan desa wisata Ballapeu.

“Keyakinan saya, dengan memajukan sector keparawisataan, perekonomian Kabupaten Mamasa dapat kita tingkatkan. Karena sector ini bias mendukung usaha-usaha produktif masyarakat lainnya, seperti industri cendera mata, makanan dan lainnya. Atau berbagai usaha-usaha rumahan yang dapat memperkuat  sector wisata ini,” tutupnya.

Dari buku: Drs. H. Ramlan Badawi, MH.
"Harapan  Mayarakat  Mamasa  Untuk  Mandiri Dalam Kehidupan Berkeadilan, Demokratis Dan Sejahtera"

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Tentang Mamasa Sebagai Destinasi Wisata Sulawesi Barat"

Post a Comment