ilustrasi |
Menurut penuturan warga setempat, Sambolongan adalah wilayah yang
mencakup sepanjang jalan yang melintas mulai dari jembatan
Lombang-Lombang setelah kantor Polsek Kalukku ke arah ujung Bandara
Tampa Padang, sampai ujung simpang tiga antara jalan arah bandara dengan
jalan lingkar jalur dua.
Berdasarkan penuturan warga, di simpang tiga ujung jalan bandara yang
saat ini telah ramai dengan penjual makanan yang menjajakan masakan khas
seperti jepa, buras dan ikan asap, tercatat sudah beberapa kali
kecelakaan maut yang langsung menewaskan korbannya.
“Termasuk mobil camat Papalang yang menabrak sebuh rumah dan menyebabkan
seorang bocah perempuan usia 9 tahun tewas di tempat. Tempatnya di
Larri, tapi masih dekat dari wilayah simpang tiga Bandara, yang
menghubungkan jalur Sambolongan juga,” kata salah seorang warga.
Tentang jalur Sambolongan, tempat ini tidak hanya dikenal angker, tapi
wilayah ini juga banyak menyimpan cerita misteri yang telah lama
berkembang di tengah-tengah warga.
Dan cerita-cerita misteri ini, dihubungkan dengan banyaknya peristiwa
kecelakaan maut yang pernah terjadi di jalur ini dengan korban tewas
yang jumlahnya disebutkan telah mencapai puluhan orang.
“Di jalur ini banyak korban kecelakaan yang langsung meninggal di
tempat. Pernah ada malam-malam empat orang sekaligus. Anak salah seorang
penjual ikan di sini juga ada yang jadi korban tewas tabrak lari.
Pokonya banyak, sudah puluhan. Mungkin catatannya lengkap di polisi,”
kata Triyono Harisman, kepada Kareba1.Com, Selasa (22/9/2015).
Harisman adalah penjual ikan yang telah bertahun-tahun mangkal di pinggir jalan ujung bandara Tampa Padang.
Muncul Ular di Tengah Jalan
Harisman menceritakan, ada suatu tanda yang muncul dan sudah dikenal
warga setempat secara turun-temurun. Kemunculan tanda itu, dipercaya
sebagai alamat akan terjadinya kecelakaan maut.
“Biasanya kelihatan ada ular besar melintas atau memotong jalan. Itu
tanda akan ada lagi kecelakaan. Biasa juga penampakan perempuan
berpakaian seperti suster tapi wajahnya rata. Itu yang pernah saya
lihat,” cerita Harisman.
Bagi Harisman, daerah ini perlu diketahui para pengguna jalan sebagai warning untuk selalu berhati-hati ketika melintas.
Itu ia katakan, menurut Harisman, karena banyaknya kecelakaan yang telah
terjadi dan biasanya didahului kejadian yang aneh dan luar biasa.
“Di masa sebelum bandara ramai seperti sekarang, saya pernah menebang
pohon kayu bunga di wilayah bandara untuk pagar. Pulang ke rumah saya
sakit. Dalam tidur, saya mimpi lihat suster turun dari pohon itu.
Mukanya rata. Saya lalu minta maaf. Bangun langsung sembuh saya, mungkin
diobati,” tutur lelaki yang mengaku sering keliling Mamuju sampai
Kabupaten Mamasa untuk jualan ikan sebagai pagandeng.
Harisman menduga, penyebab Jalur Sambolngan yang saat ini sudah jarang
dilalui kendaaraan sejak aktivitas penerbangan di Bandara Tampa Padang
meningkat, ada hubungannya dengan banyaknnya kuburan tua yang sebagian
sudah masuk dalam wilayah bandara.
Kata Harisman, meskipun saat ini jalur yang dikenal dengan nama
Sambolongan tersebut cenderung lebih sepi sejak dibukanya jalan lingkar
bandara, tetapi kecelakaan masih sering terjadi.
“Justru karena sepi dan medan jalan yang lurus, pengendara yang lewat di
sini khususnya sepeda motor, selalu dalam kecepatan tinggi. Itu yang
sering bikin kecelakaan. Baru-baru ini ada orang tua meninggal di tempat
ditabrak motor Kawasaki Ninja. Pengendara motornya koma. Itu bekas
motornya masih ada di aspal,” kata Harisman sambil menunjuk permukaan
aspal yang tampak berlubang memanjang.
0 Response to "Cerita Seram di Ujung Bandara Tampa Padang"
Post a Comment